Selasa, 29 September 2009

jangan pernah menjadi beban untuk siapa dan apa pun..

Kamis, 09 Juli 2009

We have to never,
ever,
ever,
ever,
ever,
ever,
ever,
ever,
ever,
ever give up !

tentang kejujuran

rasa percaya antarinsan harus terjaga baik karena dengan apa pun, itu tidak tergantikan.

Selasa, 07 Juli 2009

ikhlas;terus belajar

apa pun yang terjadi dulu,
juga kini,
dan esok..
itu tentu yang terbaik menurutNya..
sekarang kita hanya bisa berniat..
yang terbaik untuk kita..


cerita kemarin malam

Cerita Jacko

29 Agustus 1958, Michael Jackson lahir di Gary, Indiana, anak ke-7 dari 9 bersaudara, buah hati Katherine dan Joseph Jackson.

1964, saat belum genap berusia 6 tahun, Ia bergabung dengan grup abangnya, Jackson Five. Dan saat usia 11 tahun, bersama abangnya, Jermaine Jackson, ia menjadi penyanyi utama dalam grup tersebut.

Masa kecil Michael Jackson sangat tidak membahagiakan. Dia dididik dengan lingkungan yang sangat disiplin, sampai tubuh mungilnya kerapkali menjadi sasaran empuk ikat pinggang kulit milik ayahnya. Selain itu, dia pun sering menjadi sasaran empuk dari cacian ibunya. Hal ini lah yang kemudian menjadi pemicu kelainan-kelainan yang dia rasakan menjelang dewasa hingga meninggal.

Michael Jackson hidup ditengah tekanan dan merasakan bagaimana tekanan itu sangat berpengaruh dalam hidupnya. Karena itu, ketika dewasa, seluruh uangnya didedikasikan untuk kebahagiaan yang tak pernah diraihnya semasa kecil.

Michael Jackson sangat mencintai anak-anak. Dalam hatinya, dia berharap agar tidak ada anak yang merasakan kesedihan seperti yang dia rasakan ketika kecil. Hal inilah yang memicu Jacko untuk membeli Ranch Neverland pada tahun 1987. Ranch Neverland ini dilengkapi fasilitas kebun binatang pribadi, roller coaster, dan video arcade. Hal ini disediakan Jacko untuk anak-anak dunia yang tidak sempat merasakan kebahagiaan agar bisa tertawa lepas di rumahnya. Bahkan, anak-anak yang bermain disana diperbolehkan masuk hingga ke tempat pribadinya, kamar tidurnya. Dan hal ini lah yang memicu kemerosotan citra bintang ini.

Tahun 1994 dan 2005, Michael Jackson didera pemberitaan miring seputar pelecehan anak di bawah umur. Berita ini secara langsung memberi kemerosotan pada popularitas Michael Jackson. Untuk pembelaannya di peradilan menyangkut kasus ini, Jacko menghabiskan berjuta-juta USD.

Selain untuk biaya peradilannya, uang Jacko pun sebagian besar dihabiskan untuk biaya pengobatannya. Karir di dunia Entertainment dan kesehatannya memang tak berjalan imbang. Michael Jackson menurut pengakuannya sendiri, mengidap sebuah penyakit kelainan pigmen kulit, Vitiligo, yang menyebabkan kulitnya secara berangsur tapi pasti berubah warna menjadi semakin pucat. Namun, sempat beredar juga kabar bahwa Jacko sengaja melakukan operasi pengubahan warna kulit untuk mengubah warna kulitnya yang hitam. Apa pun itu, Jacko sempat menegaskan bahwa warna kulit bukanlah penunjang utama dalam kesempatan seseorang. Apapun warna kulit yang dia miliki, dia bisa membuktikan pada dunia bahwa dia bisa berhasil dalam ruang lingkup global.

Jacko juga memiliki kebiasaan buruk dengan gaya hidup borosnya. Dia tidak akan ragu untuk menghabiskan dana yang dimilikinya hanya ntuk bersenang-senang. Namun, disinilah kepuasan batin yang dapat dirasakannya.

Karena berbagai pengeluaran yang tidak seimbang dengan semakin tenggelamnya nama Michael Jackson di dunia entertainment, dia pun semakin terbelit utang.

Hal ini yang kemudian memicunya untuk menjual Ranch Neverlandnya pada tahun 2006. Setelah menjual tempat impiannya ini, Jacko dan keluarga tinggal berpindah-pindah dengan menyewa tempat.

Pada akhir hayatnya, jacko sempat mengabarkan dunia akan niatnya untuk menetap di Bahrain, Timur Tengah. Walaupun bukan umat muslim, tapi Jacko diterima dengan baik di kota itu dan mera sa tenang tinggal disana. Sampai kemudian Michael Jackson terlibat masalah dengan Pangeran Bahrain dan akhirnya jacko dan keluarga meninggalkan kota itu.

Pangeran Bahrain dikabarkan memberi bantuan dana pada Michael Jackson untuk mengeluarkan album baru yang bertemakan perdamaian dunia, tapi album yang dimaksud pun tak kunjung rilis. Hal ini menambah rangkaian panjang masalah Michael Jackson.

Walau mendapat masalah dengan Pangeran Bahrain, tapi rasa simpatik Jacko terhadap umat muslim tak luluh begitu saja. Jacko sebenarnya telah lama menaruh perhatian lebih dan penasaran dengan agama Islam. Dibantu oleh kakaknya Jermaine Jackson yang telah menganut Islam sejak 1989, Jacko pun mulai mendalami islam dengan membaca berbagai buku dan bertanya pada alim ulama.

Setelah apa yang dia pahami dan dia yakini, 21 November 2008, diberitakan bahwa Jacko duduk di lantai dan mengenakan peci sewaktu mengucapkan kalimat syahadat di depan seorang imam di kediaman sahabatnya Steve Porcaro di Los Angeles. Namun, ada kontroversi lagi dibalik masuknya Michael Jackson dalam agama terbesar di dunia ini. Diantaranya, ada berbagai pihak yang beropini bahwa Michael Jackson adalah orang bayaran Dick Cheney, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat yang juga merupakan orang penting dalam Mossad, badan intelejen Israel, untuk merusak Islam dari dalam dengan sengaja masuk Islam. Beberapa pihak mengatakan bahwa Michael Jackson dibayar jutaan USD untuk proyek ini.

Untuk pemberitaan ini sendiri memang tak pernah mendapat konfirmasi langsung dari Michael Jackson, toh Michael Jackson sendiri pun tidak terlalu menggubris pemberitaan ini karena menganggap gossip ini tidak penting dan memang dia masuk memeluk agama Islam karena mendapat panggilan batin. Media pun tidak pernah mengupas secara mendalam tentang pindahnya agama Michael Jackson. Pada beberapa pihak, ini diyakini karena media tidak ingin berita ini terlalu menyebar, karena tentunya akan berdampak pada psikologi penggemarnya. Jermaine, kakak Jacko yang memang adalah seorang yang sangat dekat dengannya dan menjadi pendorong utamanya menjadi muallaf pernah mengatakan padanya bahwa Islam adalah agama yang tenang dan damai. Dan itu memang dilihat dan dirasa sendiri oleh Jacko. Jacko pun mengubah namanya setelah menganut islam menjadi Mikaiil Jackson.

Cerita Jacko ini dapat memberi kita gambaran tentang seorang yang berjuang untuk hidupnya. Berjuang untuk meraih bahagia yang tak pernah dia rasakan, tapi kemudian berlebihan dan tidak terkontrol ketika diberi jalan untuk bahagia. Begitulah manusia, tak pernah puas, dan sangat berat untuk bersyukur.

Cerita ini pun dapat menyadarkan kita akan kesetaraan, berbagai macam diskriminasi SARA, Jacko dapat kita katakana adalah salah satu pejuang isu ini ataukah korban akan isu ini.

Semoga cerita ini dapat bisa mengingatkan kita, untuk tetap bersyukur dan ikhlas akan apa yang kita miliki. Dan tidak membudayakan diskriminasi sosial dalam hidup kita. Karena kita semua sama, manusia, makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Seperti sajak,

Heal the world,

Make it better Place,

For You and for me and the entire human race

There are people dying,

If you care enough for the living,

Make it better place,

For you and for me

Senin, 29 Juni 2009

Manajemen Redaksional

Kali ini saya akan coba bicara sedikit tentang manajemen redaksional. Sebuah proses manajemen dalam proses produksi sebuah redaksi cetak. Sebenarnya ini hanya rangkuman materi dari salah satu materi yang sempat saya ikuti dalam Sekolah Jurnalistik yang diadakan Himahi Unhas. Sebuah tulisan akan bicara lebih banyak dan lebih abadi, semoga bermanfaat dikemudian hari.
Manajemen Redaksional, Bicara tentang ini, kita akan lebih bicara tentang skema bagaimana kemudian sebuah berita dibuat hingga bias ada di tangan kita masing-masing.
Dalam sebuah perusahaan percetakan, ada seorang Pimpinan Umum. Pimpinan Umum ini membawahi dua proses berita, yakni proses percetakan dan proses pemasaran. Untuk lebih lanjutnya, kita akan lebih banyak membedah proses percetakan.
Pihak yang bertanggung jawab dengan Pimpinan Umum dalam sebuah proses cetak adalah Pimpinaan Redaksi. Pimpinan Redaksi ini bertanggung jawab penuh atas seluruh proses cetak sebuah berita. Kemudian, pihak yang bertanggung jawab langsung dengan Pimpinan Redaksi adalah Redaktur pelaksana, pada beberapa media ada juga yang memakai Wakil Pimpinan Redaksi. Wapimred dan Redpel memiliki fungsi dan peranan yang sama, yakni penanggung jawab harian atau perpanjangan tangan dari Pimpinan redaksi untuk berhubungan langsung dengan pihak yang eksekutor berita. Redaktur Pelaksana ini menanggungjawabi secara langsung kordinator liputan. Ada beberapa media yang membagi kordinator liputannya menjadi beberapa bagian sesuai rubric apa saja yang terdapat dalam media tersebut. Namun, system seperti ini kemudian memberi kelemahan, yakni keberagaman karakter penulisan yang kemudian masuk ke proses cetak. Seperti yang kita pahami, redaktur pelaksana juga bertugas untuk mengedit tulisan-tulisan kasar hasil pencarian berita reporter. Redaktur Pelaksana inilah yang selalu berhubungan langsung dengan para wartawan untuk mengontrol berita agar tidak telat masuk dan diedit sesuai kebutuhan masyarakat. Proses pengeditan itupun sendiri telah masuk dalam proses pra cetak. Selain editor atau Redaktur Pelaksana, ada juga bagian yang disebut Layouter dan Designer. Untuk layouter ini mengatur bagaimana penempatan kata-kata dalam sebuah penulisan berita dan tata letak naskah. Sedangkan Designer bertugas untuk menambah kualitas foto dan iklan yang akan ditampilkan pada media cetak.
Ada beberapa fungsi dalam sebuah proses percetakan media, yaitu;
- Fungsi kepemimpinan, fungsi ini dimiliki oleh Pemimpin perusahaan Media Cetak dan Dewan Redaksi.
- Fungsi Pengawasan, fungsi ini dimiliki oleh Redaktur Pelaksana dan Kordinator Liputan.
- Fungsi pelaksanaan, fungsi ini dimiliki oleh reporter atau wartawan.
Selain reporter atau wartawan, ada juga yang kita kenal sebagai koresponden dan kontributor dalam suatu proses percetakan media. Koresponden adalah perwakilan media yang biasanya ada di daerah-daerah dimana media tersebut dipasarkan. Koresponden ini sendiri memiliki fungsi ganda, yakni selain memasarkan didaerah cabang, juga dapat bertindak sebagai pencari berita di daerah tempat mereka tersebar. Setelah itu ada contributor. Contributor ini adalah pihak-pihak yang diluar kelompok wartawan, tapi memberikan sumbangsih tulisan. Biasanya, contributor ini diminta tulisannya langsung dari pihak media percetakan yang bersangkutan dan biasanya mengisi kolom opini.
Pada bagian diatas, saya sempat menyinggung Dewan Redaksi. Dewan redaksi adalah sebuah dewan tertinggi dan berkoordinasi setara dengan Pimpinan Redaksi dan Redaktur Pelaksana. Dewan redaksi ini diisi oleh beberapa pihak yang kemudian merembugkan secara berkala headline apa yang akan diterbitkan pada suatu media. Apakah menguntungkan dan tidak mengancam keberlangsungan perusahaan. Dan dewan ini pun membahas pihak-pihak mana saja yang akan ditemani bekerja sama delam berbagai kesempatan. Pihak mana yang akan dijual namanya dalam bentuk publikasi media. Menentukan arah akan kemana berita-berita yang terdapat dalam media untuk kemudian dapat diterima dimasyarakat. Mengevaluasi dan menyaring berita-berita yang akan diterbitkan pada masyarakat. Jika terdapat berita yang merugikan pemegang saham dalam media cetak terssebut, maka sudah pasti berita tersebut tidak akan ditayangkan dan dipublikasikan, meski berita yang dimaksud adalah berita terhangat dan terpenting saat itu.
Contoh kecil misalnya, jika anda pernah meluangkan waktu sejenak memperhatikan bagaimana penyampaian berita yang diberikan antarmedia televisi. Misalnya, TV One dan Media elektronik lainya dalam memberitakan lumpur panas yang terjadi di Sidoarjo. TV One, dalam penyampaian beritanya, tidak akan pernah memakai kata “Lumpur panas Lapindo Brantas”, lain halnya dengan media lain yang kadang juga menyampaikan berita tentang ini dengan kata “ Lumpur lapindo”. Hal ini terjadi karena seperti yang kita ketahui bersama, Lapindo Brantas, Inc adalah perusahaan milih Aburizal Bakrie, Menkokesra Kabinet Indonesia Bersatu, yang juga ternyata pemilik media elektronik TV One. Tentu saja dia tidak akan pernah membiarkan sebuah pemberitaan yang menjelekkan asset miliknya sendiri.
Contoh tadi terjadi dalam media elektronik. Di media cetak pun demikian. Misalnya saja tentang kisruh Iran yang tengah berlangsung pasca pemilu 12 Juni lalu yang memenangkan kembali Mahmoud Ahmadinejad. Jika kita membaca di media-media cetak terbitan barat, tentu saja arah pemberitaannya selalu menjelekkan Ahmadinejad. Opini public dibentuk dengan sangat tegas bahwa Pemerintahan yang sedang berlangsung di Iran adalah pemerintahan yang otoriter dan sangat mengekang kebebasan warganegaranya. Namun, jika kita membaca media yang diterbitkan dan diedarkan di Iran, Koran Kayhan misalnya, disini sangat jelas dibahasakan bahwa segala demonstrasi Iran adalah hasil Provokasi pihak oposisi yang dimotori oleh mir Hossein Mousavi. Malah ada ha; yang sangat mencengangkan. Dalam pemberitaan diberbagai media cetak barat, diberitakan bahwa sangking ketat dan tegasnya pemerintahan di Iran, sehingga Garda Nasionla Iran, semacam angkatan bersenjatanya, menembaki siapa saja yang dicurigai bersalah dalam menindaki para demonstran. Hal inilah yang kemudian memicu sehingga banyaknya warga sipil yang jadi korban. Sedang dalam Koran Kayhan, sangat jelas diberitakan bahwa masyarakat Sipil hingga saat ini justru telah mengajukan lebih dari 2000 tuntutan yang ditujukan pada massa Mousavi yang telah merusak asset-aset sipil dan malah juga sempat meledakkan bom bunuh diri di lingkungan sipil yang menewaskan beberapa warga sipil.
Hal-hal seperti inilahyang merupakan hasil dari kesepakatan rapat dewan redaksi. Akan kemana arah sebuah berita. Sehingga, saat ini, informasi yang diyakini adalah informasi murni dan tidak memihak pada siapa pun menjadi diragukan. Karena kebenaran dipegang oleh media yang dibekingi oleh pihak-pihak yang penuh dengan kepentingan. Disinilah kelemahan Dewan redaksi yang seharusnya diisi oleh orang-orang yang capable, tapi realitanya diisi oleh orang-orang yang punya modal dan penuh dengan kepentingan.

catatan kecil

Rindang tanahku

Subur

Itu cerita Ibu

Tentang rumah

Tentang Bumi, dulu

Gersang kotaku

Kini

Itu ceritaku

Kesanku kini

Apa salahku

Sampai tak kurasa sejuk?

Kenapa harus kutanggung luka

Bekas goresan orang-orang dulu

Yang tak pernah kutahu

***

Rindang bumiku

Kini kurindu

Jumat, 26 Juni 2009

hati-hati PROPAGANDA MEDIA

Beberapa hari ini, pemberitaan marak tentang Iran. Terkhusus pascapemilu yang dilaksanakan 12 Juni lalu. Pemilu yang kemudian berujung dengan pemenangan Mahmoud Ahmadinejad, dengan perolehan 60% suara.
Pemilu tempo hari yang dilaksanakan di Iran diikuti oleh tiga pesaing. Selain Ahmadinejad, ada lagi Mir Hussein Mousavi dan Mehdi Karroubi. Dari kedua pesaing Ahmadinejad ini, yang paling vokal menyuarakan bahwa terjadi kecurangan dalam oeomilu yang dilaksanakan di Iran adalah Mir Hussein mousavi. Walau hanya memperoleh 30% lebih suara, tetapi penolakan akan hasil pemilu ini sangat vokal disuarakan. Bahkan media yang terkenal sangat dibatasi peredarannya di Iran selama pemerintahan Ahmadinejad pun berhasil ditembus.
Jadi prihatin, kenapa semua pemberitaan media sangat memojokkan pemerintahan Ahmadinejad?
pemerintahan yang saya rasa sudah jelas kita ketahui bersama dapat membawa Iran keluar dari cengkraman semu Amerika ketika rezim Pahlevi berkuasa.
Media akhir-akhir ini terus saja memberitakan unjukrasa yang terus terjadi di Teheran. Terus terjadi katanya, padahal, beberapa hari ini, kota Teheran toh sebenarnya sudah stabil. Lagi-lagi propaganda media.
Pendukung Mousavi kebanyakan dari kalangan muda yang merasa terkekang dengan berbagai kebijakan Ahmadinejad. Ketegasan yang dicitrakan Ahmadinejad dianggap sebagai sebuah kekerasan yang katanya merenggut kebebasan mereka.
Mungkin, mereka merasa kebebasannya terenggut karena tidak bisa sebebas muda-mudi yang ada dipelosok dunia ini.
Justru sebenarnya, menurutku, mereka seharusnya bangga dengan perbedaan yang mereka miliki. Perbedaan yang membuat mereka menjadi justru lebih kaya dengan yang lain, karena prinsip dan budaya lokal serta iman yang mereka jaga baik.
Miris rasanya melihat artikel di salah satu situs warta yang mengatakan bahwa kebanyakan mahasiswi Teheran jika berada di luar wilayah negaranya tidak menjaga hijabnya dengan baik.
Kembali ke masalah pemilu, Ahmadinejad konon didukung oleh pemilih-pemilih yang tinggal dipelosok-pelosok negeri, para orang tua dan orang-orang yang jauh dari perkotaan. Karena itu jika kita melihat pemberitaan yang kerap kali muncul di media, penolakan akan hasil pemilu di Iran hanya terjadi di kota-kota besar. Justru seharusnya media atau bahkan dunia tersadar, bahwa inilah pilihan sadar dan murni dari hati rakyat. Pilihan sadar dari mereka yang jauh dari propaganda media. Pilihan sadar dari mereka yang memang memilih dari hati dan tidak terkontaminasi oleh isu-isu global dan konspirasi dunia. Ahmadinejad justru sangat mencintai anak-anak Iran, karena dia yakin, anak-anak Iran itu lah yang nanti akan meneruskan perjuangan rakyat Iran ke depan. Anak-anak Iran itulah yang akan mempertahankan semangat Revolusi Islam Iran 1979 lalu.
Dan ketegasan itu, seharusnya menjadi sebuah kebanggaan sendiri bagi rakyat Iran. seharusnnya mereka berterima kasih, karena pemimpin mereka, Ahmadinejad, dapat membantu mereka untuk tetap menjunjung tinggi syariah Islam.

Kamis, 25 Juni 2009

Pembicaraan Masa Depan

Pembicaraan masa depan, semua bermulai pagi tadi, tak disangka.
Saat hendak pamit untuk beradu kembali dengan segala kepenatan, tantangan hidup, yang kelak, semoga akan buat kita semakin kuat, bapak bertanya.
Bertanya tentang apa yang tempo hari sempat jadi bahan pembicaraan. Pembicaraan tentang masa depan.
Proposal yang sempat tertolak untuk mulai kembali sutau hal beberapa hari yang lalu, tadi pagi diungkap kembali.
Kabar tentang itu ditanyakan oleh bapak, “Bagaimana?” katanya.
Muncullah kemudian berbagai penjelasan, taksa atas segala yang tak sempat terucap beberapa waktu lalu karena penolakan yang begitu cepat dilontarkan oleh bapak dan mama. Muncul kemudian berbagai penjelasan, penjelasan yang menurutku sempat buat mereka sedikit tertarik untuk mengatakan ‘iya’ atas pengajuan izinku.
Lalu, ‘iya’ itu tak sempat terucap, yang ada malah kata ‘meyakinkan’ kembali. Meyakinkan bahwa saya pasti bisa. Itu kata bapak dan mama.
Rancanglah dulu masa depanmu sebaik mungkin. Rancang sdemikian rupa agar kau siap, katanya.
Setelah itu, tak sengaja, kemudian bibir ini dengan langsung saja menjelaskan tentang akan bagaimana diriku nanti, pembicaraan masa depan, mulai ...
***
Mimpi itu tak sengaja teringat kembali. Kelak saya ingin sekali konsentrasi di bidang lingkungan atau ekonomi politik internasional. Nanti, saat sudah semester-semester akhir, atau saat gelar sarjana sudah bertengger di akhir nama lengkapku, saya harus aktif cari informasi tentang segala beasiswa pendidikan untuk jenjang pascasarjana. Kuliah. Pokoknya harus kulanjutkan sekolahku, belajarku. Kuliah di Jawa mungkin, kalau bisa keluarnegeri, menambah pengetahuan, menambah bekal untuk menjadi Dosen kelak. Dosen HI dalam bidang lingkungan atau ekonomi politik internasional.
Kalau proposal untuk sekolah kedinasan tak juga mendapat persetujuan hingga tengah Juni ini, maka apa yang kurencanakan di atas adalah arah pedomanku. Saya akan melanjutkan hidupku yang biasa, melanjutkan organisasi ku, untuk kenal lebih banyak orang lagi, bangun jaringan, tunjukkan diriku, mantapkan potensiku.
Ternyata, masih banyak mimpi, dan akan selalu banyak mimpi, harus. Karena itu yang buat kita hidup. Mimpi. Harapan. Cita-cita.

hari pertama

berharap.
semoga.
amin.

Senin, 01 Juni 2009

sedikit tulisan untuk bumi

Kau pijakkan kakimu angkuh
Tak sedikit kau hentak
Bentak
Bahkan sering kau berpeluh
Mengeluh

Kau pijakkan kakimu angkuh
Harum semerbak wewangianmu
Nikmat nian hisapanmu
Hengkang-hengkang kaki kau diatasku

Kau pijakkan kakimu angkuh
Lagi mengeluh
Panas
Panas
Aku panas katamu
Ya, aku panas
Memang panas
Tapi itu karenamu
Aku panas
Tapi kamu
Hanya bisa kipas-kipas

Pernah tidak kau merenung
Sebelum kau mengeluh dan berpeluh
Pernah tidak kau hitung
Sudah beapa ton polusi yang kau sumbang untukku
Dengan parfum-parfum ratusan ribu mu
Sudah berapa ton polusi yang kau sumbang untukku
Dengan batang-batang rokok lambang keperkasaanmu
asap-asap kendaraanmu,
limbahmu,
sampah-sampah mu,
Sudah berapa ton polusi yang kau sumbang untukku,
Dengan kecerdasanmu!!

Sudah berapa ton polusi yang kau sumbang untukku,
Sampai ada hak mu untuk mengeluh
Sudah berapa ton polusi yang kau sumbang untukku
Hitunglah dulu
Baru kau mengeluh
Bumi panas
Jangan hanya bisa kipas-kipas

Selasa, 19 Mei 2009

Krisis Ekonomi Global 2008-2009

Gambaran Umum Krisis Ekonomi Global 2008-2009
Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat suatu keadaan bertambah baik ataukah bertambah buruk. Jika dipandang dengan kacamata bisnis, maka suatu krisis akan menimbulkan hal-hal seperti intensitas permasalahan akan bertambah, masalah akan dibawa menjadi konsumsi public baik melalui media informasi ataukah informasi dari mulut ke mulut, masalah akan mengganggu kelancaran bisnis dari hari ke hari, masalah mengganggu nama baik perusahaan, masalah dapat merusak system kerja dan menggoncangkan perusahaan secara keseluruhan, masalah yang dihdapi disamping membuat perusahaan jadi panik juga tidak menutup kemungkinan membuat masyarakat jadi panik, dan masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi dalam bidang ekonomi.
Inti dari segala penjabaran di atas bahwa krisis adalah suatu masalah. Masalah jelas akan bermuara pada kerugian. Jika tidak ditanggulangi secara serius dan efektif, maka masalah ini nantinya akan berkelanjutan bahkan bisa menjadi masalah yang tidak berkesudahan.
Ternyata, secara realita dunia saat ini, krisis tidak hanya dikenal dekat oleh perusahaan-perusahaan. Krisis juga dapat menyerang sebuah negara dalam system perekonomiannya. Jika krisis menyerang sebuah negara, artinya terdapat masalah yang tidak menutup kemungkinan akan melahirkan anak-anak masalah lain dalam negara tersebut. Dan mengingat dalam ilmu hubungan internasional, secara praktis dikatakan bahwa dalam dunia ini, syogyanya negara-negara yang ada saling menjalin hubungan satu sama lain, tidak mengadakan proteksi dan menutup diri masing-masing, guna terciptanya perdamaian dan saling membantu dalam pemenuhan kebutuhan masing-masing, maka jika ada satu negara yang mengalami krisis internal dalam negerinya, dengan adanya saling ketergantungan, maka akan member dampak negara yang berkaitan atau tergantung dengannya juga terkena dampak krisis.
Hal ini sering kita sebut teori dependensi yaitu saling ketegantungan satu sama lain. Jika ditinjau dari konfliknya atau masalahnya, dalam hal ini krisisnya, maka kita sering menyebutnya teori domino, dimana jika terjadi kejatuhan yang menyenggol pihak lain, maka pihak tersebut juga akan jatuh. Fenomena krisis yang merembes ke hampir seluruh pelosok dunia inilah yang kemudian kita kenal dengan istilah krisis global, sebuah masalah krisis yang mengglobal; globalisasi krisis.
Interkoneksi sistem bisnis global yang saling terkait, membuat 'efek domino' krisis yang berbasis di Amerika Serikat ini, dengan cepat dan mudah menyebar ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Tak terkecualikan Indonesia. Krisis keuangan yang berawal dari krisis subprime mortgage (kredit perumahan) itu merontokkan sejumlah lembaga keuangan AS. Pemain-pemain utama Wall Street berguguran, termasuk Lehman Brothers dan Washington Mutual, dua bank terbesar di AS. Para investor mulai kehilangan kepercayaan, sehingga harga-harga saham di bursa-bursa utama dunia pun rontok. Menurut Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn di Washington, seperti dikutip AFP belum lama ini, resesi sekarang dipicu pengeringan aliran modal. Ia menaksir akan terdapat kerugian sekitar 1,4 triliun dolar AS pada sistem perbankan global akibat kredit macet di sektor perumahan AS. "Ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 945 miliar dolar AS,". Hal ini menyebabkan sistem perbankan dunia saling enggan mengucurkan dana, sehingga aliran dana perbankan, urat nadi perekonomian global, menjadi macet. Hasil analisis Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu mengingatkan, krisis perbankan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menyebabkan resesi. Penurunan pertumbuhan setidaknya dua kuartal berturut-turut sudah bisa disebut sebagai resesi.
Sederet bank di Eropa juga telah menjadi korban, sehingga pemerintah di Eropa harus turun tangan menolong dan mengatasi masalah perbankan mereka. Pemerintah Belgia, Luksemburg, dan Belanda menstabilkan Fortis Group dengan menyediakan modal 11,2 miliar euro atau sekitar Rp 155,8 triliun untuk meningkatkan solvabilitas dan likuiditasnya. Fortis, bank terbesar kedua di Belanda dan perusahaan swasta terbesar di Belgia, memiliki 85.000 pegawai di seluruh dunia dan beroperasi di 31 negara, termasuk Indonesia. Ketiga pemerintah itu memiliki 49 persen saham Fortis. Fortis akan menjual kepemilikannya di ABN AMRO yang dibelinya tahun lalu kepada pesaingnya, ING. Pemerintah Jerman dan konsorsium perbankan, juga berupaya menyelamatkan Bank Hypo Real Estate, bank terbesar pemberi kredit kepemilikan rumah di Jerman. Pemerintah Jerman menyiapkan dana 35 miliar euro atau sekitar Rp 486,4 triliun berupa garansi kredit. Inggris juga tak kalah sibuk. Kementerian Keuangan Inggris, menasionalisasi bank penyedia KPR, Bradford & Bingley, dengan menyuntikkan dana 50 miliar poundsterling atau Rp864 triliun. Pemerintah juga harus membayar 18 miliar poundsterling untuk memfasilitasi penjualan jaringan cabang Bradford & Bingley kepada Santander, bank Spanyol yang merupakan bank terbesar kedua di Eropa. Bradford & Bingley merupakan bank Inggris ketiga yang terkena dampak krisis finansial AS setelah Northern Rock dinasionalisasi Februari lalu dan HBOS yang dilego pemiliknya kepada Lloyds TSB Group.
Dari deskripsi-deskripsi di atas tentang bagaimana sebenarnya wajah ekonomi internasional saat ini yang dicerminkan dalam perekonomian setiap negara-negara besar yang selama beberapa lama ini kita yakini sebagai pemegang kendali dalam dunia ekonomi politik internasional, kita pun dapat memahami dan mengetahui bahwa saat ini kita memang tengah berada dalam sebuah keadaan krisis yang telah mengglobal. Sebuah krisis yang akan merambas seperti geragih di tanah lapang jika tidak mendapatkan penanganan yang serius oleh kita semua masyarakat internasional.


Penyebab Krisis Ekonomi Global 2008-2009

Krisis Global yang bermula Oktober 2008 lalu hingga saat ini sebenarnya adalah bukan merupakan krisis yang pertama terjdi di dunia internasional. Krisis yang kemudian kita pahami sebagai masalah-masalah ekonomi ternyata telah terjadi sejak abad ke-18.
Beberapa rentetan sejarah krisis global itu antara lain:
1. Kepanikan 1797, yang berlangsung selama 3 tahun dari 1797 hingga 1800. Akibat dari deflasi Bank of England yang menyebar hingga lautan Atlantik dan Amerika Utara dan menyebabkan hancurnya perdagangan dan pemasaran real estate di Amerika Serikat dan sekitar Karibia. Ekonomi Inggris terpengaruh akibat adanya pembalikan deflasi selama perang dengan Perancis saat terjadinya revolusi Perancis.
2. Depresi 1807, yang terjadi selama tujuh tahun sejak 1807 hingga 1814. Undang-undang embargo Amerika Serikat 1807 pada saat itu diluluskan oleh kongres Amerika saat presiden Thomas Jefferson memimpin. Hal ini menghancurkan industri yang terkait dengan pengapalan. Kaum federal berusaha melawan embargo ini dan berusaha melakukan penyelundupan di New England.
3. Kepanikan 1819, terjadi selama 5 tahun dari 1819 hingga 1824. Ini adalah finansial pertama yang mempengaruhi keuangan Amerika Serikat secara besar-besaran, bank-bank berjatuhan, munculnya pengangguran, dan merosotnya pertanian dan industri manufaktur. Ini juga menandakan berakhirnya ekspansi ekonomi yang mengikuti Perang 1812.
4. Kepanikan 1837, saat itu, ekonomi Amerika jatuh secara tajam disebabkan kegagalan bank dan kurangnya keyakinan pada uang kertas. Spekulasi pasar menyebabkan bank di Amerika berhenti bertransaksi dalam bentuk koin emas dan perak.
5. Kepanikan 1857, Kejatuhan Perusahaan Asuransi Hidup dan Kepercayaan Ohio menimbulkan ledakan spekulasi di sektor transportasi Amerika Serikat. Lebih dari 5000 bisnis gagal kurang dari setahun sejak terjadinya kepanikan dan kaum pengangguran melakukan protes di kawasan urban.
6. Kepanikan 1873, Terjadi selama enam tahun disebabkan masalah ekonomi di Eropa mengakibatkan jatuhnya Jay Cooke & Company, bank terbesar di Amerika Serikat. Hal ini juga menimbulkan spekulasi terhadap perang saudara di Amerika. Undang-undang koin 1873 juga memberikan kontribusi dalam jatuhnya harga perak yang menghancurkan industri pertambangan Amerika Utara.
7. Depresi Berkepanjangan (The Long Depression), Sesuai namanya, depresi ini menelan waktu 23 tahun sejak 1873 hingga 1896. Runtuhnya Bursa Efek Vienna menyebabkan depresi ekonomi yang menyebar ke seluruh dunia. Ini sangat penting dicatat dimana pada periode ini, produksi industri global meningkat pesat. Di Amerika Serikat misalnya, pertumbuhan produksi mencapai empat kali lipat.
8. Kepanikan 1893, Terjadi selama tiga tahun hingga 1896. Terjadi akibat kegagalan Reading Railroad Amerika Serikat dan penarikan investor Eropa terhadap pasar saham serta jatuhnya bank-bank.
9. Resesi Perang Dunia I, Terjadi selama tiga tahun hingga 1921. Terjadinya hiperinflasi di Eropa menyebabkan kelebihan produksi besar-besaran di Amerika Utara.
10. Depresi Besar 1929 (The Great Depression), Depresi yang paling besar dan dikenang sepanjangsejarah. Terjadi selama 10 tahun sejak 1929 hingga 1939. Pasar saham di seluruh dunia saat itu berjatuhan dan bank-bank di Amerika Serikat mengalami kebangkrutan. Jutaan pengangguran bermunculan dan kemiskinan merajalela.
11. Resesi 1953, Terjadi selama satu tahun. Setelah periode inflasi perang Korea berakhir, banyak uang yang ditransferkan untuk keamanan nasional Amerika Serikat. Berubahnya kebijakan The Fed yang lebih membatasi tahun 1952 menyebabkan terjadinya inflasi yang lebih lanjut.
12. Krisis Minyak 1973, Terjadi selama dua tahun hingga 1975. Naiknya harga minyak yang ditetapkan oleh OPEC dan tingginya biaya yang dikeluarkan Amerika Serikat pada Perang Vietnam menyebabkan terjadinya stagflasi di Amerika Serikat.
13. Resesi Awal 1980, Terjadi di awal tahun 1980 selama dua tahun, revolusi Iran membuat melonjaknya harga minyak dan munculnya krisis energi 1979. Pergantian rezim di Iran menyebabkan menurunnya pasokan minyak sehingga harga minyak melambung. Ketatnya kebijakan moneter di Amerika Serikat untuk mengontrol inflasi menyebabkan terjadi resesi lainnya.
14. Resensi Awal 1990, Terjadi selama satu tahun dimana perdagangan produk industri dan manufaktur menurun.
15. Resesi Awal 2000, Terjadi selama dua tahun dari 2001 hingga 2003. Keruntuhan bisnis dot-com, serangan 11 September, dan skandal pembukuan menyebabkan krisis di sekitar Amerika Utara.
16. Depresi Ekonomi 2008, Depresi yang saat ini tengah melanda dunia. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya naiknya harga minyak yang menyebabkan naiknya harga makanan di seluruh dunia, krisis kredit dan bangkrutnya berbagai investor bank, meningkatnya pengangguran sehingga menyebabkan inflasi global. Bursa saham di beberapa negara terpaksa ditutup beberapa hari termasuk di Indonesia, harga-harga saham juga turut anjlok. Diperkirakan depresi ekonomi kali ini separah/ lebih parah dari depresi besar ekonomi 1929.
Jika ditinjau secara historis, maka krisis global yang tengah kita rasakan saat ini hampir bisa dikatakan sama dengan The Great Depression yang terjadi juga di Amerika sekitar tahun 1929 lalu. Terdapat berbagai macam kemiripan baik apa yang terjadi maupun penyebab dari krisis global ini. Setelah membaca beberapa bahan mengenai krisis global ini, maka saya dapat menjabarkan dalam poin-poin beberapa penyebab krisis global yang bermula Oktober 2008 lalu hingga saat ini, sebagai berikut :
1. Defisit anggaran keuangan Amerika yang tercermin sejak laporan keuangan Amerika 2007 silam akibat inflasi, perang Irak, kebebasan regulasi markt yang liar, dan persaingan ekspor impor dengan negara lain.
2. Kasus Subprime Mortgage, paket pengkreditan rumah yang ditujukan untuk orang ‘miskin’ Amerika yang memiliki catatan peminjaman buruk.
3. Gaya hidup bergantung kredit yang melebihi batas, namun di bawah kesanggupan membayar, bahkan tidak sedikit peminjam yang sebenarnya memiliki kredit rating yang jauh di bawah standar tetap diberikan pinjaman demi kemudahan dan kelancaran utang dan perekonomian Amerika.
4. Pengganti fungsi US Dollar dan penjaminan emasnya sebagai alt nvestasi menjadi media utang oleh Fed Reserve
5. Terseretnya perbankan dan lembaga-lembaga besar keuangan Amerika sebagai efek berantai sejak kredit macet subprime mortgage (dibutuhkan likuiditas dana kas yang besar sehingga memicu penarikan massal dana besar-besaran dari bursa Amerika termasuk dari negara-negara lain untuk menambal Wall Street)
6. Efek persiapan pemilu Amerika yang akan menentukan bentuk perekonomian seperti apa yang akan berlanjut demokrat ataukah republik, sehingga investor terlebih dahulu mengantisipasi “the worst case scenario” dalam pergerakan ekonomi Amerika dengan pergerakan ancang-ancang kabur dari bursa.
Sebagai salah satu negara maju dunia, Amerika Serikat jelas memiliki peranan yang cukup besar dalam dunia ekonomi politik internasional. Wall Street, pasar saham terbesar yang terdapat di Amerika pun adalah pasar saham terbesar di dunia. Dunia yang tanpa batas tempat kita berpijak saat ini, lebih seringnya kita sebut dengan istilah Globalisasi, membuat keterkaitan antara berbagai pihak menjadi sangat erat, terlebih dalam dunia ekonomi khususnya saham, sehingga, kepanikan-kepanikan yang terjadi satu wilayah khususnya di pasar saham akan dengan sangat cepat mempengaruhi pasar di wilayah lain. Inilah penyebab terjadinya krisis yang mengglobal.


Analisis Krisis Global 2008-2009

Untuk menganalisis lebih lanjut mengenai krisis global 2008-2009 ini, saya akan menggunakan perspektif ekonomi politik internasional yang strukturalis. Perspektif strukturalis ini melihat bahwa adanya sebuah struktur internasional yang belaku di dunia. Perspektif strukturalis ini sebenarnya sangat dekat dengan pendekatan Marxis yang banyak menggunakan sistem kelas.
Jika Marxis banyak mengkritik tatanan ekonomi dunia dengan kelas borjuis dan proletar, untuk strukturalis ini sendiri lebih mngedapankan ke pihak-pihak yang memiliki modal dan tidak memiliki modal. Karena adanya hubungan kelas antara pihak yang bermodal dan tidak bermodal ini pun kemudian menimbulkan adanya sebuah ketergantungan.
Perspektif strukturalis sebenarnya hampir mirip dengan World System Theory yang dikemukakan oleh Wallerstein. Jika dalam strukturalis telah dikatakan bahwa dunia ekonomi politik internasional ini telah memiliki strukturnya sendiri, maka Wallerstein pun juga mengatakan bahwa dunia ekonomi politik internasional ini telah memiliki sistem sendiri dimana pihak-pihak menempati kelasnya masing-masing dan menjalankan rutinitasnya satu sama lain yang pada akhirnya akan bermuara pada suatu ketergantungan.
Dalam perspektif strukturalis, dikatakan bahwa struktur ekonomi politik global dapat mempermudah negara-negara berkembang dalam perekonomiannya dengan cara membuatnya tergantung pada negara-negara inti kapitalis.
Dunia yang kita pijak saat ini adalah dunia dengan arus globalisasi yang sangat kuat di berbagai pihak. Dalam bidang ekonomi, globalisasi ekonomi terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis yang secara terpaksa dimasyarakatkan pada negara-negara berkembang di dunia. Dalam bidang politik, globalisasi politik terjadi dalam sistem politik demokratis yang juga terpaksa dimasyarakatkan pada negara-negara berkembang di dunia.
Jika paham-paham baik dalam ekonomi maupun politik ini berhasil diadopsi oleh negara-negara berkembang yang sebenarnya belum siap atau bahkan tidak membutuhkan paham seperti ini, maka akan bermuara pada ketergantungan yang akan terjadi di kemudian hari apabila paham-paham tersebut berhasil diadopsi. Dari analisis ini, maka dapat saya simpulkan bahwa era globalisasi juga memegang peranan penting dalam ketergantungan negara-negara berkembang terhadap negara maju karena sebenarnya ketergantungan adalah salah satu semangat tersembunyi dari globalisasi.
Struktur dunia juga telah ditanamkan sejak dulu, sejak Bretton Woods dicetuskan di New Hampshire Juli 1944 lalu sebagai sebuah solusi untuk membangun kembali perekonomian dunia dan negara-negara yang berjatuhan pascaPerang Dunia II saat itu.
Bretton Woods saat itu lahir sebagai sebuah sistem yang mengatur perekonomian dunia agar berjalan tetap pada jalur dan diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan di setiap negara yang meratifikasinya. Sistem ini kemudian menyepakati sebuah sistem fixed exchanged rate dengan mata uang Dollar Amerika Serikat sebagai satu-satunya mata uang yang dapat dikonversikan ke emas. Mengingat Amerika Serikat lah yang memiliki cadangan emas terbesar dunia, yakni 2/3 dari emas dunia adalah kpemilikan Amerika Serikat. Selain itu, adanya juga peluang untuk mendominasi dunia yang dilihat Amerika Serikat jika cadangan emasnya berhasil digunakan sebgai alat tukar internasional. Namun, sistem ini semakin menemukan kelamahannya sendiri seiring dengan perjalanannya. Terjadinya inflasi memberi pengaruh besar bagi era fixed exchanged rate yang kemudian dikenal dengan Nixon Shock yang menentapkan berubahnya erat fixed exchanged rate menjadi floating exchanged rate dan sekaligus penanda berakhirnya sistem Bretton Woods.
Namun, terdapat struktur bentukan Bretton Woods System yang tidak runtuh seiring dengan runtuhnya sistem ini, yakni apa yang kemudian kita kenal dengan istilah Unholy Triangle, IMF, Bank Dunia, dan WTO.
Pada dasarnya, IMF adalah lembaga publik yang didanai oleh pembayar pajak dari seluruh dunia. Meski demikian, IMF “sekadar” bertanggung jawab kepada para menteri keuangan dan direktur bank sentral negara-negara anggotanya, bukan kepada rakyat pembayar pajak atau kepada masyarakat yang menjadi kelompok sasaran berbagai programnya.
“Kontrol” atas IMF dilakukan oleh perwakilan negara anggota lewat pengambilan suara yang rumit dengan bobot suara masing-masing negara ditentukan oleh kekuatan ekonominya. Tak heran bahwa negara-negara industri memiliki bobot suara terbesar dengan AS sebagai satu-satunya pemegang hak veto.
Antara IMF dan Bank Dunia terdapat pembagian kerja dan fungsi. Bank Dunia, umumnya, memberikan kredit jangka panjang kepada pemerintahan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan dan infrastruktur, seperti jalan, pembangkit tenaga listrik, sekolah, bendungan, pelabuhan, jembatan. Sementara itu, IMF menentukan apakah sebuah negara layak menerima kredit. Negara penerima kredit harus melaksanakan “program penyesuaian struktural”, mencakup privatisasi dan penyunatan anggaran layanan masyarakat seperti kesehatan dan pendidikan.
Keruntuhan yang melanda Bretton Woods pada tahun 1970-an saat itu tidak diiringi dengan keruntuhan ‘Unholy Triangle’ ini karena masih sangat dibutuhkannya peranan ketiga badan ini untuk membantu dan mengatur skema/struktur perekonomian internasional. Saat itu memang ketiga badan ini masih menjalankan peranan dan fungsinya sebagaimana mestinya. Namun, yang terjadi di masa sekarang, ketiga badan ini hanya menimbulkan ketergantungan yang sangat besar antara negara berkembang dan negara maju.
Amerika sebagai salah satu aktor yang memiliki peranan besar baik dalam pembentukan struktur perekonomian dunia juga dalam pembentukan ‘Unholy Triangle’ tadi seperti induk dalam rumah tangga perekonomian dunia. Karena itu, jika ada yang tidak beres pada induk dalam struktur perekonomian tadi, maka secara perlahan tapi pasti akan member pegaruh juga pada anak-anak nya yang bergantung padanya.
Krisis global memang adalah suatu hal yang riskan terjadi dalam dunia ekonomi politik internasional jika dipandang dari perspektif strukturalis khususnya system dunia yang menyebabkan ketergantungan di berbagai pihak.


Solusi Krisis Ekonomi Global 2008-2009

Untuk solusi yang menurut saya sebaiknya dicanangkan dalam menanggulangi krisis global 2008-2009 ini, ada 3 poin yang akan saya tawarkan, antara lain:
1. Perwujudan Sistem Ekonomi Mandiri
Sistem Ekonomi Mandiri menurut saya adalah sebuah solusi yang baik uyntuk setiap negara di dunia ini. Kepercayaan diri akan potensi masing-masing adalah hal yang sangat penting sebelum perwujudan ekonomi mandiri ini. Perlu diingat, ekonomi mandiri yang saya tawarkan bukannya ekonomi mandiri yang kemudian bermuara pada tidak adanya interaksi internasional yang menghiasi dunia internasional. Interaksi harus ttap ada, namun kuantitasnya perlu dibatasi agar nantinya tidak bermuara pada sebuah fenomena ketergntungan lagi. Karena toh kita semua telah diberi rezki masing-masing dalam hidup ini.
2. Perkuat system regionalisasi ekonomi
Sistem Regionalissi ekonomi juga merupakan salah satu solusi yang saya tawarkan untuk penyelesaian krisis glbal 2008-2009 ini. Sistem Regionalisasi Ekonomi, jika terwujud menurut saya akan memberikan rasa keterikatan secara batin yang lebih besar ketimbang kerja sama dengan negra-negara yang tidak seregion. Rasa keterikatan yang lebih besar itu jelas timbul dari kesamaan budaya leluhur yang tidak jauh beda dari negara-negara yang terdiri dari satu region. Selain adanya kesamaan budaya leluhur, tentu tentang pemahaman, paradigm, dan pola pikir dalam melihat sebuah persoalan hampir sama. Hal ini kemudian saya percaya dapat meminimalisir terjadinya konflik internal. Selain itu, solusi system ekonomi region ini juga saya tawarkan dari semangat kerja sama dan gotong royong. Bahwa untuksuatu hal yang dihadapi secara bersama tentu akan lebih mudah teratasi dari pada sendiri-sendiri
Dari kedua poin solusi yang saya tawarkan di atas tentu tidaka akan berhasil jika tidak dibarengi dengan aktor-aktor ekonomi politik internasional yang memiliki mentalyang baik. Sebagus atau seideal apa pun sebuah system dibuat, jika tidak dilakukan oleh individu-individu yang baik secara pikiran dan hati, maka system tersebut tentu tidak akan berjalan denganbaik. Karena itu, hal paling utama yang perlu dipersiapkan adalah, sumberdaya manusia yang terlatih secara skill dan mental untuk menghadapi derasnya cobaan dalam dunia ekonomi politik internasional.